get your own embeddable forum with Talki

Selasa, 06 Desember 2011

HEPATITIS VS HABBATUSSAUDA

Habbatussauda memiliki keampuhan untuk mengobati sakit hepatitis. Berdasar hasil penelitian Nevin Ilhan dan Dilara Seckin, peneliti dari Departemen Biokimia Firat Universitesi Turki, terhadap 27 ekor tikus wistar albino, kandungan Habbatussauda terbukti efektif mengobati gangguan-gangguan pada hati.
Sebagaimana dikutip buku Trio Herbal (Trubus Swadaya), pada percobaan itu hewan dibagi dalam 3 kelompok. Tikus pada kelompok I sebagai kontrol. Pada kelompok II tikus diinjeksi karbon tetrakloridin (CC14) dengan dosis 0,15 ml/100 g bobot tubuh 3 kali seminggu selama 4 minggu. Sedangkan pada kelompok III tikus diberi CC14 dengan dosis sama seperti kelompok II plus diberi asupan ekstrak Habbatussauda dengan dosis 800 mg/kg bobot tubuh selama 4 minggu.
Hasilnya, kadar aspartat transaminase (AST), alanine transaminase (ALT), malondialdehyde (MDA) tikus yang diberi ekstrak Habbatussauda menurun dari masing-masing1.043,7 U/I, 247,9 U/I dan 7,42 nmol/ml menjadi 287,3 U/I, 48,4 U/I dan 4,46 nmol/ml.
AST dan ALT  merupakan enzim yang terdapat pada jaringan hati. Jika hati mengalami gangguan, kadar kedua enzim itu melonjak. Sedangkan MDA menjadi indikator terjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lemak merupakan proses yang kompleks akibat reaksi asam lemak tak jenuh ganda penyusun fosfolipid membran sel dengan senyawa oksigen rekatif (SOR) membentuk hidroperoksida.
SOR ialah senyawa yang sebagian besar terdiri atas molekul oksigen tanpa pasangan elektron sehingga lebih reaktif alias bersifat radikal bebas. Pada gangguan hati kadar MDA juga meningkat.
Keampuhan Habbatussauda melindungi hati adalah berkat senyawa timokuinon yang terkandung dalam minyak Habbatussauda. Senyawa itu menghambat peroksidasi lemak nonenzimatik di liposom. Senyawa lain seperti carvacol, t-anethole, dan 4 terpinol juga bersifat antioksidan yang berperan sebagai penangkal radikal bebas. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan kadar enzim antioksidan superoxide dismutase (SOD) dan glutathione peroxidase (GSH-Px) masing-masing dari 1.688,4 U/g Habbatussauda dan 31,6 U/g menjadi 1.912,9 U/g Habbatussauda dan 48,36 U/g Habbatussauda pada tikus yang diberi asupan Habbatussauda.
Hepatis adalah salah satu jenis peradangan (pembengkakan) hati yang bisa membawa pada kerusakan hati hingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Situasi ini dapat berakibat fatal dengan terganggunya metabolisme tubuh, karena fungsi hati antara lain adalah membantu pengubahan  bahan makanan menjadi energi serta memecahkan dan menguraikan hasil produksi tubuh.
Dengan terapi Habbatussauda dan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, gangguan-gangguan pada hati insya Allah bisa diatasi. Tentunya diperlukan ketekunan dan kesabaran untuk bisa meraih kesembuhan, disamping doa dan sikap tenang dalam menjalani hidup.

0 komentar:

Posting Komentar